Lima Doa dan Harapan pada 75 Tahun Indonesia Merdeka

Spread the love
Kepala MTsN 2 Blitar, bapak Drs. Sihabbudin sebagai pembina upacara dan bapak Imam Muntohid, S.Pd. sebagai pemimpin upacara
Seluruh ASN dan perwakilan masing-masing kelas sebagai peserta upacara
Bapak Joko Siswanto, S,Pd, Ibu Zeni Maulidiana, S.Pd. dan Bapak Ali Mustofa, S.Pd. bertugas sebagai pengibar bendera.
Bapak dan ibu PTT dan GTT bertugas sebagai tim oaduan suara

Hari ini, Senin, 17 Agustus 2020, tepatnya 75 tahun Indonesia merdeka. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya peringatan ulang tahun kemerdekaan Negara Republik Indonesia selalu diwarnai dengan berbagai kegiatan, mulai dari upacara bendera, baris berbaris, karnaval, aneka perlombaan, tabur bunga dan doa bersama.

Dampak dari menyebarnya coronavirus disease 2019 (Covid 19), MTsN 2 Blitar melaksanakan peringatan ulang tahun kemerdekaan ini dengan sangat sederhana. Tanpa ada gegap gempita dan hiruk pikuk peserta didik dalam kompetisi perlombaan. Namun tetap dengan semangat untuk menjadikan Indonesia lebih maju.

Melalui tema Indonesia Maju, dalam upacara  bendera yang hanya diikuti oleh pendidik dan tenaga kependidikan serta 30 siswa perwakilan dari masing-masing kelas, semangat kebangsaan tetap bergaung di bumi hijau madrasah adiwiyata ini. Meski  tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, ada 45 pasukan pengibar bendera dari anggota Paskib, namun guru dan karyawan yang bertugas dalam upacara ini tidak kalah khidmatnya dalam melaksanakan kewajibanya sebagai warga negara yang nasionalis.

Sebagai Pembina upacara, Kepala MTsN 2 Blitar, bapak Drs. Sihabbudin menyampaikan doa dan harapan dalam mengisi kemerdekaan ini agar tercapai Indonesia Maju dan mewujudkan Madrasah Hebat Bermartabat

  • Senantiasa berdoa, memohon kepada Allah SWT agar musibah dan ujian  ini segera dicabut dari negeri Indonesia ini.

Semua musibah yang terjadi di dunia ini pasti atas izin Allah SWT. Maka sudah menjadi kewajiban umat Islam untuk memohon kepada Allah SWT agar diberikan yang terbaik dalam menyikapi segala peristiwa yang terjadi.  Memohon diberikan kekuatan untuk menangkal segala yang hal buruk. Memohon diberikan kekuatan untuk bersabar menerima segala peristiwa yang menimpa.

  • Seluruh warga madrasah selalu berihtiar bersama-sama.

Setiap peristiwa pasti membawa pelajaran yang berharga, begitu juga dengan hadirnya pandemi korona ini. Hadirnya virus mematikan yang belum juga ada obatnya ini memberi pelajaran agar umat manusia berihtiar membentengi dirinya dengan iman dan taqwa kepada Allah SWT dan menerapkan aturan yang telah di tetapkan oleh pemerintah. Warga madrasah sebagai masyarakat Indonesia harus selalu berperilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan mengikuti protokol kesehatan. Antara lain selalu memakai masker, jaga jarak, sering mencuci tangan, makan yang bergizi, olah raga dan berjemur.

  • Mengambil hikmah dari semua peristiwa.

Allah menurunkan sebuah peristiwa pasti dengan segala hikmahnya. Salah satu imbas dari pandemi ini adalah pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dampak dari PJJ ini telah memaksa guru dan siswa untuk akrab dengan teknologi, mulai dari whatsapp, google classroom, google form, E-Learning, video pembelajan dengan berbagi aplikasi. Tentu ini sesuatu yang baru, yang harus disyukuri, karena sebelumya pembelajaran di dalam kelas dengan minim pemanfaatan teknologi.

Selain itu proses PJJ dan pembatasan sosial menjadikan orang tua dan anak benar-benar merasakan madrasah utama dan pertama yaitu pendidikan keluarga. Anak semakin dekat dengan orang tua dan orang tua mampu menjadi merengkuh jiwa anak kapan saja.

  • Mengisi kemerdekaan dengan menjalankan kewajibanya sebagai warga negara Indonesia

Berjuang di era milenial ini tidak harus mengangkat senjata. Perjuangan untuk mengisi kemerdekaan ini berupa menjalankan kewajibanya sebagai warga negara yang baik. Sebagai guru harus benar-benar mengabdi, ikut mewujudkan tujuan pendidikan nasional, mencerdaskan serta membentuk siswa yang berakhlakul karimah. Sedangkan sebagi siswa teruslah belajar, belajar dan belajar untuk menemukan jati diri dan pribadi yang mandiri di tengah-tengah masyarakat.

  • Tetap bersyukur kepada Allah.

Maka Apapun yang terjadi kita tetap wajib bersyukur kepada Allah SWT, dengan tetap meyakini bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik kepada umat-Nya. Bahkan kemerdekaan ini pun karena rahmat dari Allah. Seperti yang yang termaktub dalam  pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa kemerdekaan ini berkat rahmat Allah SWT.

Di akhir pembinaanya, orang nomor satu di MTsN 2 Blitar ini menebar semangat perjuangan kepada peserta upacara dengan memekikkan Merdeka, merdeka, merdeka! Dengan kesabaran dan ihtiar yang tinggi, maka akan mampu mewujudkan MTsN 2 Blitar yang hebat dan bermartabat. amin.

Blitar, 17 Agustus 2020

Enik Rusmiati untuk Web MTsN 2 Blitar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *