Raih prestasi tiada henti. Begitulah slogan yang selalu digaungkan oleh seluruh warga MTsN 2 Blitar. Makanya pada Pekan Olaraga dan Seni (Porseni) Jawa Timur tahun 2023 ini tetap bisa membawa tropi kejuaraan.
Porseni yang diadakan di Jombang pada tanggal 23-26 Juni 2023 ini, MTsN 2 Blitar mampu membawa medali emas dan perak serta juara harapan. Kejuaraan tersebut adalah juara 1 pidato Bahasa Indonesia atas nama Wahyu Azzain Zuhri, juara II pidato Bahasa Arab serta juara harapan tahfiz atas nama Muhamad Syahriyan Falahi Mubarok.
Kebahagiaan ini tentu sangat dirasakan oleh para juara, termasuk para jawara dari MTsN 2 Blitar. Siapa mereka? Pertama Wahyu Azzain Zuhri putra dari bapak Paeto ini merasa senang dan tidak menyangka bakal memperoleh juara 1 tingkat provinsi. Meski sudah latihan sangat maksimal dari bulan Novemver 2022, tapi ia belum yakin benar bila mendapatkan juara. Tentu semua ini berkat rahmat Allah, doa ibunya dan ketelatenan guru pembinanya.
Hambatan terbesar siwa kelas 9G ini adalah malas menghafal teks dan harus latihan setiap hari. Menurutnya bila tidak dipaksa ibunya dan guru pembimbing, pasti dia sudah lama mengundurkan diri perlombaan ini. Namun Sekarang ia merasa sangat berdosa kepada ibu dan gurunya, untuk itulah ia berharap kepada semuanya, jangan pernah patah semangat bila berjuang.
Bila sebelumnya ia sangat tidak suka dengan pidato, setelah mendapat juara satu ini, ia ingin sekali menjadi penceramah atau dai. Untuk itu setelah lulus dari MTsN 2 Blitar, ia ingin meneruskan ke pondok pesantren.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Naura Khalila Assyifa, juara II pidato Bahasa Arab yaitu perasaan sangat senang dan bangga namanya disebut sebagai juara dua. Menurut putri bapak M. Asip Wahyudi dan ibu Dewi Rahmawati usaha yang dilakukan selama ini adalah terus belajar, berusaha, dan pantang menyerah untuk mencobanya. Disisi lain, tentu selalu melibatkan Allah SWT dalam setiap usaha yang dilakukan dan selalu berdoa untuk mendapatkan yang terbaik.
Sedangkan hambatanya yaitu ketika menghafalkan teks sangat sulit, dan merasa malas ketika akan latihan. Namun siswa yang saat ini kelas 9A itu punya solusi yaitu teksnya dibaca berulang-ulang, tetap semangat menghilangkan rasa malas tersebut, selalu ingat akan tujuan untuk sukses menggapai cita-cita, dan ketika kita sukses orang-orang disekitar kita pasti juga merasa bangga. Tentu saja dengan tetap mematuhi nasihat guru pembimbing, bu Yuli Purwanti dan bu Nur Hayati
Pesan untuk teman-temannya agar bisa meraih cita-cita yang diinginkan adalah teruslah semangat dan tetap berusaha untuk menggapai cita-cita. Jangan jadikan kegagalan sebagai kekecewaan yang mendalam, karena kegagalan adalah sebuah keberhasilan yang tertunda
Baginya kejuaraan ini adalah kasih sayang Allah kepadanya, untuk itu ia tetap ingin berusaha menjadi yang lebih baik lagi dari sekarang, dan tidak pernah sombong ketika mendapat kejuaraan.
Lalu bagaimana dengan pengalaman Muhamad Syahriyan Falahi Mubarok, menurutnya walaupun masih harapan 3 tetapi ia sangat bersyukur sudah berjuang sampai dititik ini. Kedepannya ia akan berusaha lebih giat lagi agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Putra bapak Khoirul Muqorrobin dan ibu Tri Husniati tetap bersyukur bisa masuk daftar 10 besar.
Usaha yang dilakukan selama ini adalah dengan rajin murojaah hafalan setiap hari dan doa. Sedangkan hambatanya kadang ada perasaan kurang percaya diri dan nerves. Namun siswa kelas 8 tahfiz ini bisa mengatasi rasa malas dengan mengingat lagi apa yang menjadi tujuan awal berjuang dan berusaha sampai sejauh ini, serta menenangkan diri dengan berdoa.
“Untuk teman teman yang lain teruslah semangat belajar dan tekuni hal hal yang itu merupakan passion kamu. Contohnya kalau teman-teman memiliki keahlian dipelajaran akademik atau non akademik tekuni dengan sungguh-sungguh apa yang kamu bisaa itu. Lebih baik menjadi dewa (sangat pandai) dalam satu bidang dari pada bisa semua bidang tapi setengah setengah,” pesan Syahriyan penuh semangat. (ER)