Drakor, Pendongkrak Usaha Kuliner Siswa MTsN 2 Blitar

“Bu, Haemul Hai-nya sudah ready, mau pesan berapa?”

“Makanan apa ini cantik?”

“Korea, enak lo bu, untuk teman di hari libur”

“Wow, kok pinter bikin masakan Korea?”

“Sering nonton drama Korea Bu”

“Keren, harganya berapa cantik?”

“Variasi bu, mulai dar 6K sampai 10K, dengan rasa yang berbeda-beda?”

Siang hari, pas lapar-laparnya, dapat tawaran makanan, hem..rasanya pas banget ya. Apalagi ini makanan Korea, jadi penasaran nih. Akhirnya saya pesan empat porsi, sesuai dengan jumlah keluarga. Selain itu, saya juga ingin kepo dengan ide cerdasnya berbisnis kuliner ala Korea.

Yaps, drama Korea saat ini memang telah mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia, terutama para remaja. Tidak sedikit para remaja ini yang mengikuti budaya dan tren yang diperankan oleh para artis Korea. Drama yang terkenal dengan kisah romantis dan didukung oleh akting yang menawan serta wajah yang ganteng dan cantik, tak heran drama ini berhasil memikat hati para penontonnya.

Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi sebagai alat penyebaran drama Korea ini telah begitu cepat meluas. Hal ini tentu dimanfaatkan oleh pemerintah Korea untuk mempromosikan pernik-pernik budaya, etika dan makanan Korea. Bahkan bila kita amati dalam setiap alur peristiwa yang ditampilkan dalam drama tresebut selalu menyajikan makanan khas Korea.

Makanya sering kita melihat penggemar drama Korea ini terinspirasi mengikuti prilaku yang diperankan oleh tokoh tersebut. Penggemar rela membeli sumpit atau sendok kayu/besi sebagai alat untuk makan. Bahkan para penggemar ini rela mengeluarkan uang jajannya untuk pergi ke restoran Korea sekadar ingin merasakan masakan kekhasan Korea.

Maraknya penggemar drama Korea di kalangan remaja ini, ternyata  menginspirasi siswa kelas 8 MTsN 2 Blitar mencoba meraup rezeki dengan usaha kuliner Haimul Hai. Ya, menurut Najin Fadila Foresta, saat pandemi seperti ini hiburan drama Korea sangat digandrungi teman-temannya. Makanya ia punya ide untuk menjual makanan khas Korea dengan rasa lidah Indonesia ini ke teman-teman sekolahnya.

Idenya ini disambut baik oleh ibunya, mengingat keaadan ibunya yang seorang single parent, jadi bisa menambah receh untuk kebutuhan sehari-hari. Ide Haimul Hai ini berawal dari nama makanan khas Korea Haimul Pajeon, makanan ini mirip dengan martabak, makanan khas Indonesia. Bedanya, Haimul Pajeon ada ikan lautnya, seperti  cumi-cumi dan gurita, sedangkan Haemul Hai cukup sayuran dan beberapa aneka toping.

Karena cumi-cumi dan gurita itu harganya cukup mahal untuk ukuran orang desa, atas pertimbangan ibunya pula, makanya harus disesuaikan dengan kantong masyarakat desa, apalagi teman-temannya sekolah uang jajan juga pas-pasan. Selain itu juga disesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia yang tidak semua suka ikan laut. Jadilah Haemul Pajeon ini berubah menjadi Haemul Hai, biar mudah mengingatnya saja. Hai itu kan kata sapaan, jadi biar cepat akrab di telinga masyarakat.

Bahan dan resepnya pun tidak jauh bebeda dengan Haemul Pajeon,  berikut resep membuat Haemul Hai ala Najin Fadila Foresta.

Bahan:

1 butir telur

5 sendok makan tepung terigu

1 sendok makan tepung maizena

1 sendok makan bawang Bombay

1 sendok makan kol

1 buah sosis, bisa diganti ayam, kornet atau jamur

1 buah wortel

sendok makan garam

Lada secukupnya

Daun bawang secukupnya

Air secukupnya

Toping: sosis, ayam, keju, saos sambal, mayonis

Langkah-langkahnya:

  • Campur semua bahan, aduk hingga rata
  • Panaskan minyak di teflon
  • Lalu masukkan semua bahan
  • Taburi toping sosis, ayam atau jamur
  • Tekan-tekan dengan spatula
  • Percikkan dengan minyak panas
  • Bolak balik, jika sudah kuning kecoklatan diangkat
  • Tiriskan, lalu hias sesuai dengan keinginan

Khusus usaha kuliner Haemul Hai Najin ini, menyediakan empat jenis rasa Haemul Hai, yaitu

Haimul Hai Original Sosis Original

dokpri

dokpriHaimul Hai Ayam Original

dokpri

dokpriHaimul Hai Sosis/Ayam/Jamur Keju

dokpri

dokpriHaimul Hai Sosis/Ayam/Saus Balado Mayonis

dokpri

dokpriPromosi makanan Haemul Hae ini dilakukan Najin melalui media sosial. Bila ada yang beminat, bisa memesan terlebih dahulu. Selanjutnya sesuai dengan kesepakatan, bisa diantar di rumah atau janjian bertemu di suatu tempat yang telah disepkati, begitu juga dengan ongkirnya.

Blitar, 8 November 2020

Enik Rusmiati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *