Siapa bilang menulis itu mudah? Menulis itu sulit, bohong besar kalau ada orang mengatakan menulis itu mudah. Karena menulis itu suatu proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk menghasilkan karya yang berkualitas dan bermanfaat bagi orang lain. Kalau hanya asal menulis, seperti menulis status, menulis buku harian atau menulis komentar pendapat seseorang itu sih mudah, siapapun bisa.
Pokok persoalan di dalam tulisan kita itu berupa gagasan atau pikiran. Gagasan tersebut menjadi dasar bagi berkembangnya sebuah tulisan tersebut. Gagasan pada tulisan bisa bermacam-macam, bergantung pada keinginan sang penulis. Melalui tulisannya, penulis bisa mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, pendapat, kehendak, dan pengalamannya kepada pihak lain, dalam hal ini pembaca.
Dengan demikian, menulis sebagai sebuah keterampilan berbahasa adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan, dan pikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak lain dengan menggunakan media tulisan. Setiap menulis pasti memiliki tujuan dengan tulisannya itu, antara lain, mengajak, menginformasikan, meyakinkan, membujuk atau menghibur pembaca.
Meski menulis itu sulit, namun aktivitas menulis itu bisa menjadikan suatu kegiatan yang menyenangkan apabila kita bisa menerapkan kebiasaan berikut.
- Bangun Kebiasaan Membaca
Kita semua pasti paham bahwa membaca jadi jendela dunia. Dengan membaca akan membuka, memperluas wawasan dan pengetahuan seseorang. Apapun profesinya bila senang membaca, maka masalah sebesar apapun akan bisa diselesaikan dengan bijak.
Seperti yang diungkapkan oleh J. Spagnesi, dalam bukunya Enam Langkah Cepat Menjadi Penulis Andal, yaitu“Yang membedakan kita hari ini dengan lima tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca”. Ini artinya kualitas seseorang itu ditentukan oleh kualitas membacanya. Bila selama itu kita tidak pernah membaca berati kita tidak penah bisa berubah, sampai kapanpun tetap berjalan di tempat.
Jika ingin tulisannya berkualitas, maka budayakan membaca setiap hari. Kita punya waktu 24 jam dalam sehari, luangkan minimal satu jam membaca. Dengan banyaknya tabungan kosa kata dalam memori kita, maka akan semakin mahir dalam menuangkannya menjadi paragraf.
- Membiasakan Menulis
Wajibkan diri kita untuk menulis setiap hari. Kalau perlu paksa, jangan biarkan kemalasan menguasai pikiran dan hati kita. Menulis bukan kecerdasan melainkan keterampilan, jadi untuk menumbuhkannya harus dilakukan setiap waktu. Apabila kebiasaan itu menjadi budaya, maka rasa senang akan muncul denngan sendirinya.
Bila kita sudah membiasakan diri dengan tulisan, maka akan lahir istilah “witing tresno jalaran songko kulino”, menyukai sesuatu hal karena kebiasaan. Jika kita sudah bisa menghadirkan rasa senang untuk menulis, maka rasanya seperti cinta yang tidak bertepuk sebelah tangan, seperti anak kecil yang diberi hadiah sepeda baru.
- Bangun Imajinasi
Menurut Wikipedia, imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Menulis itu menyerahkan separo jiwa kepada tulisan. Bila ingin menyenangi menulis, sering-seringlah berimajinasi, kita masuk dalam dunia kata-kata, lalu mengatur dan membentuknya menjadi kata-kata dan kalimat. Kita bisa membentuk roh kita dari kata-kata menjadi indah, sedih, rindu, pemarah atau pemberontak.
Imajinasi ini tidak hanya untuk menulis fiksi, menulis non fiksi pun penulis harus pandai berimajinasi. Ketika kita ingin menulis tentang sampah, maka harus bisa membayangkan sampah yang menumpuk, siapa yang membuang, dimana lokasinya, jenisnya, dan dampaknya. Semakin sering kita berimajinasi, maka akan semakin banyak kosa kata yang akan kita dapatkan.
- Tulis Apa yang Kita Sukai
Orang yang menyukai, pasti akan sering kita bicarakan, akan sering dicari informasinya, baik itu dengan membaca atau bertanya kepada narasumber. Jika kita ingin menuliskan tentang hal-hal yang disukai, maka proses penulisan ini akan lebih mudah dan menyenangkan. Semakin suka dengan segala sesuatu, akan lebih mudah dalam menuangkan ide.
- Menulislah dengan Bebas
Bila ingin lancar dalam menulis, lupakan aturan tata bahasa, tidak perlu pedulikan pedomana umum ejaan Bahasa Indonesia dan tidak usah membuka kamus besar Bahasa Indonesia. Tabrak saja semua aturan yang menghambat jalannya tangan dalam menuangkan kata-kata. Karena aturan itu justru akan mengganjal ide-ide yang akan ditulis.
Tulislah semua uneg-uneg yang ada di pikiran kita, jangan takut salah dan jelek. Buang semua prasangka buruk tentang tulisan yang telah kita buat. Singkirkan dulu syak wasangka akan komentar negatif pembaca. Yang harus ada dalam pikiran kita pada saat menulis adalah menulis, menulis dan menulis. Jangan sebentar-sebentar dibaca, lalu diubah lagi, kalau perlu tutup tombol backspace dan delete di laptop kita.
Nah, apabila semua yang ada di pikiran kita keluarkan, endapkan sebentar, setelah itu baru kita koreksi dan di edit ejaan, tanda baca, pemilihan diksi, kalimat efektif dan logis serta keruntutan antar paragraf dan lain-lain.
Bagaimana pembaca? Setelah membaca tulisan ini, apa pendapat Anda, apakah menulis itu sulit? Buatlah segalanya menjadi menyenangkan, maka hal itu akan menyenangkan pula. Buatlah diri kita senang untuk menulis, maka menulis akan menjadi mudah. Selamat menulis. Salam Literasi!
Blitar, 11 Mei 2020
Enik Rusmiati, S.Pd.