E-Learning MTsN 2 Blitar, Solusi Ketika Belajar dari Rumah

Model: Hilma Almeyda, Reporter MTsN 2 Blitar

Merebaknya Wabah covid-19 yang melanda negeri ini, telah banyak membawa pengaruh besar pada semua sektor kehidupan, terutama pendidikan. Untuk memutus  penyebaran Coronavirus Disease  yang semakin meningkat, maka pembelajaran siswa dilakukan dengan jarak jauh, yang kita kenal dengan istilah learning from home atau belajar dari rumah.

Sementara itu, tujuan pendidikan menuju “Indonesia Emas 2045”, harus tetap di raih. Maka berbagai konsep dan aplikasi pembelajaran dalam jaringan (daring) diterapkan sebagai solusi pembelajaran pada masa pandemi ini. Bahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) merekomendasikan delapan platform pembelajaran daring, yakni Rumah belajar, Google G Suite for Edication, Kelas Pintar, Microsoft Office 365, Quipper School, Sekolah Onlinme Ruang Guru Gratis, Gratis Belajar Online Sekolahmu dan Zenius.

Hal senada juga dilakukan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, bahwa untuk tetap mewujudkan madrasah yang hebat bermartabat, pembelajaran tidak boleh berhenti karena wabah ini. Maka diciptakanlah aplikasi E-Learning khusus lembaga pendidikan di bawah naungan Kemenag, seperti yang tertuang di Surat Edaran No Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor 285.1 Tahun 2020 tentang Upaya Pencegahan Penyebaran Virus Covid-19 diberitahukan bahwa pemberlakuan masa belajar di rumah bagi siswa madrasah selama masa darurat pencegahan Covid-19 telah diberlakukan aplikasi e-Learning di madrasah yang disiapkan oleh Direktorat KSKK Madrasah secara gratis

Semua peristiwa pasti membawa hikmah, ini lah yang dirasakan oleh warga MTsN 2 Blitar. Adanya wabah ini membuat seluruh guru dan siswa harus belajar mengoprasionalkan aplikasi pembelajaran digital ini dengan baik. Pada awal-awal penggunaan E-lerning ini memang terasa asing dan tidak sedikit yang merasa bingung. Karena beberapa hari sebelumnya masih menggunakan grup whatsapp untuk mengirim tugas ke siswa.

 Bagi warga MTsN 2 Blitar, E-learning memang merupakan barang baru, maka perlu pemahaman khusus untuk mempelajarinya. Masih banyak yang kesulitan mengoprasikan fitur-fitur di dalamnya. Pertanyaan demi pertanyaan bermunculan dari guru-guru. Akhirnya dibentuklah tim pengelola E-learning yang  terdiri atas empat orang, yang tugasnya memberi pengarahan bagaimana cara menjalankan aplikasi ini.

Selanjutnya di buat jadwal sosialisasi untuk guru-guru di madrasah maksimal tujuh orang setiap pertemuannya,  dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19. Sedangkan bagi siswa-siswi bisa mempelajarinya dari rumah masing-masing melalui wali kelas secara daring di grup Whatsapp atau telepon langsung. Ada beberapa siswa yang kreatif membuat video tutorial bangaimana cara mengggukan E-Learning, kemudian dibagikan ke whatsapp grup kelas. Hal ini tentu sangat membantu kelancaran proses pembelajaran daring.

Alhamdulillah hambatan yang ada bisa di lewati, semua warga madrasah tetap bersemangat dalam mewujudkan  pendidikan yang lebih baik meskipun dalam keadaan daruat Covid-19 ini. Awal-awal penggunaaa masih menggunakan IP, sehingga harus berubah setiap dua hari, tak jarang membuat guru maupun siswa kesulitan login atau bingung karena E-Learning mati secara tiba-tiba. Namun sekarang semua sudah bisa berjalan dengan lancar.

 Kendala lain yang juga tidak dapat dihindari adalah kondisi siswa maupun guru-guru yang belum tentu bisa menyediakan kuota internet secara rutin baik terkendala finansial atau jaringan yang sulit. Untuk hambatan keterbatasan kuota internet, pihak madrasah mengalihkan sebagian dana BOS untuk kuota internet bagi guru tidak tetap dan siswa yang kurang mampu selama kegiatan belajar di rumah. Sedangkan kendala jaringan yang kurang baik, untuk ASN harus menyisihkan uangnya untuk pasang WIFI.

Materi pembelajaran jarak jauh ini tentu tidak sama dengan jadwal pelajaran ketika tatap muka di madrasah. Materi pembelajaran hanya dua  mata pelajaran, selebihnya kegiatan untuk meningkatkan nilai religius, menjaga kesehatan dan menumbuhkan karakter peserta didik. Pembelajaran tersebut antara lain, sholat duha, membaca Al Quran atau hafalan, membantu orang tua, berjemur, selanjutnya mengerjakan apa yang diintruksikan oleh guru sesuai tujuan kompetensi dasar di mata pelajaran.

Semua kegiatan siswa ini terpantau dengan format panduan yang disediakan madrasah. Siswa setiap hari harus mengisinya, ditandatangani orang tua dan difoto, lalu dikirim ke wali kelas. Namun demikian tidak semua siswa mengirim semua tugas-tugas dari guru. Untuk mengatasi siswa “pintar” ini, guru mata pelajaran harus melaporkan ke wali kelas atau pembimbing akademik, selanjutnya wali kelas bersama guru bimbingan konseling melakukan pendekatan kepada orangtua untuk mengatasinya.

Hasil evaluasi setelah berjalan satu bulan E-Learning, maka yang paling penting adalah inovasi guru dalam proses pembelajaran jarak jauh. Guru harus bisa membuat skenario pembejaran yang benar-benar aplikatif, mudah dipahami siswa. Selain itu kegiatan dalam skenario tersebut harus bisa mencapai tujuan pendidikan yang tertuang di kurikulum yaitu terwujudnya sikap religius, keterampilan dan kognitif siswa yang baik.

Sebenarnya keputusan pemerintah untuk bekerja dan belajar dari rumah ini merupakan saat yang tepat bagi guru dan siswa melaksanakan kemerdekaan belajar untuk mewujudkan generasi yang hebat bermartabat. Mari bersama kita wujudkan bahwa prestasi siswa itu tidak hanya angka di atas kertas, namun angka-angka yang bermakna dalam kehidupan sehar-hari dalam menjalankan kekholifahan di muka bumi ini. Ketika Allah SWT memberikan cobaan kepada umat manusia, pasti Allah juga memberikan ilmu dan hikmah untuk dikaji dan diamalkan dalam kehidupan hari ini dan yang akan datang.

Demikian, semoga wabah ini segera berlalu, dan kita semua bisa mengambil hikmah di dalamnya dengan cerdas dan bijak. Amin.

Blitar, 2 Juni 2020

Enik Rusmiati, S.Pd.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *